Mereka yang
memilih bermain aman tidak akan membuat sejarah. Mereka yang berani mengambil risiko, yang mempertaruhkan segalanya untuk sebuah ide yang menentang
kemapanan – merekalah yang akan menorehkan sejarah. Mereka membentuk dunia
agar sesuai dengan visi yang mereka miliki. Mereka selalu bertanya: “Mengapa?
Bagaimana mungkin? Bagaimana kalau…” Ini
adalah tipe orang yang berjuang untuk menentang apa yang dikatakan orang di
seluruh dunia salah, karena jauh di lubuk hati, mereka menyakini bahwa itulah
sebenarnya yang dibutuhkan dunia.
Orang-orang
seperti Martin Cooper. Di tahun 1970-an, mantan petinggi Motorola memaksa
perusahaannya untuk mengembangkan telepon bergerak yang digenggam di tangan.
Saat itu, Bell Labs memonopoli pasar dengan perangkat mobil mereka, dan kebanyakan
orang berpikir pengembangan telepon bergerak yang paling jauh, ya, seperti itu.
Telepon mobil selalu membutuhkan baterai besar. Juga memerlukan kabel. Karena
itulah, mobil kelihatannya menjadi tempat yang paling pas untuk telepon. Selain
itu, siapa pula yang pernah berpikir kalau mereka bisa memesan pizza ketika
dalam perjalanan untuk mengambilnya? Tak seorang pun! Jadi, “yes” untuk telepon
mobil!
Tapi Martin Cooper melihat sesuatu yang
berbeda. Yang lebih baik. Dia melihat dunia di mana orang-orang mempunyai
telepon di saku mereka masing-masing. Jadinya orang selalu bisa bertelepon
sambil berjalan. Cooper lalu memutuskan
untuk nekad mengambil risiko. Dia menginvestasikan masa depan Motorola untuk
mengembangkan telepon seluler, sekalipun bagi sebagian besar orang itu adalah
ide gila, dan mustahil untuk diwujudkan. (Awalnya, dia mencoba memadatkan
peralatan seberat 13.61 kg menjadi hanya perangkat seberat 0.91 kg – bukan
tugas yang mudah).
Akhirnya, pada 3
April 1973, Cooper berjalan-jalan ke Manhattan dan menelepon rivalnya CEO Bell
Labs. Percakapan mereka singkat saja, namun menandakan awal revolusi seluler.
Kurang dari setengah abad kemudian, kita memakai teleponnya Cooper dan mencari
tahu bagaimana cara menambahkan kamera. Kalender. Pemutar musik. Sistem video
game. Kita hidup di era koneksi nirbatas. Era breaking news. Tweet dan tag. Semua diawali dengan seorang
laki-laki yang ingin mengambil risiko demi mewujudkan visinya akan apa yang
mungkin.
Well, kami tidak hanya mempunyai seorang laki-laki atau perempuan saja yang
bekerja dengan kami di Dewan Riset NRGLab.
Kami memiliki tim yang mempunyai mimpi, dan mimpi itu termasuk kebebasan
memiliki energi bersih, tagihan listrik murah, dan kestabilan sosio-ekonomi.
Kami bertekad menjadi bab baru yang memastikan sejarah umat manusia terus
berjalan baik hingga ke masa depan. Kami bersedia mengambil risiko itu semua
karena kami yakin kami benar.
Oleh Alex K
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal
di 10 Juli http://annie65j.blogspot.com/2013/07/all-in-for-change.html
[ Martin Cooper, CEO Bell Labs, Manhattan, listrik indonesia, listrik murah, proyek nrglab, pemanasan global, research council nrglab, sh-box, nrglab, nrglab singapore ]
No comments:
Post a Comment