Tuesday, August 6, 2013

Semua Demi Perubahan

Mereka yang memilih bermain aman tidak akan membuat sejarah.  Mereka yang berani mengambil risiko, yang mempertaruhkan segalanya untuk sebuah ide yang menentang kemapanan – merekalah yang akan menorehkan sejarah. Mereka membentuk dunia agar sesuai dengan visi yang mereka miliki. Mereka selalu bertanya: “Mengapa? Bagaimana mungkin? Bagaimana kalau…”  Ini adalah tipe orang yang berjuang untuk menentang apa yang dikatakan orang di seluruh dunia salah, karena jauh di lubuk hati, mereka menyakini bahwa itulah sebenarnya yang dibutuhkan dunia.


Orang-orang seperti Martin Cooper. Di tahun 1970-an, mantan petinggi Motorola memaksa perusahaannya untuk mengembangkan telepon bergerak yang digenggam di tangan. Saat itu, Bell Labs memonopoli pasar dengan perangkat mobil mereka, dan kebanyakan orang berpikir pengembangan telepon bergerak yang paling jauh, ya, seperti itu. Telepon mobil selalu membutuhkan baterai besar. Juga memerlukan kabel. Karena itulah, mobil kelihatannya menjadi tempat yang paling pas untuk telepon. Selain itu, siapa pula yang pernah berpikir kalau mereka bisa memesan pizza ketika dalam perjalanan untuk mengambilnya? Tak seorang pun! Jadi, “yes” untuk telepon mobil! 

Tapi Martin Cooper melihat sesuatu yang berbeda. Yang lebih baik. Dia melihat dunia di mana orang-orang mempunyai telepon di saku mereka masing-masing. Jadinya orang selalu bisa bertelepon sambil berjalan.  Cooper lalu memutuskan untuk nekad mengambil risiko. Dia menginvestasikan masa depan Motorola untuk mengembangkan telepon seluler, sekalipun bagi sebagian besar orang itu adalah ide gila, dan mustahil untuk diwujudkan. (Awalnya, dia mencoba memadatkan peralatan seberat 13.61 kg menjadi hanya perangkat seberat 0.91 kg – bukan tugas yang mudah).

Akhirnya, pada 3 April 1973, Cooper berjalan-jalan ke Manhattan dan menelepon rivalnya CEO Bell Labs. Percakapan mereka singkat saja, namun menandakan awal revolusi seluler. Kurang dari setengah abad kemudian, kita memakai teleponnya Cooper dan mencari tahu bagaimana cara menambahkan kamera. Kalender. Pemutar musik. Sistem video game. Kita hidup di era koneksi nirbatas. Era breaking news. Tweet dan tag. Semua diawali dengan seorang laki-laki yang ingin mengambil risiko demi mewujudkan visinya akan apa yang mungkin.

Well, kami tidak hanya mempunyai seorang laki-laki atau perempuan saja yang bekerja dengan kami di Dewan Riset NRGLab.  Kami memiliki tim yang mempunyai mimpi, dan mimpi itu termasuk kebebasan memiliki energi bersih, tagihan listrik murah, dan kestabilan sosio-ekonomi. Kami bertekad menjadi bab baru yang memastikan sejarah umat manusia terus berjalan baik hingga ke masa depan. Kami bersedia mengambil risiko itu semua karena kami yakin kami benar.

Oleh Alex K


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 10 Juli http://annie65j.blogspot.com/2013/07/all-in-for-change.html

Martin Cooper, CEO Bell Labs, Manhattan, listrik indonesia, listrik murah, proyek nrglab, pemanasan global, research council nrglab, sh-box, nrglab, nrglab singapore ]

No comments:

Post a Comment