What does it really mean to conserve energy?

How many times have you heard something along the lines of: “Turn the lights out! Electricity doesn’t grow on trees...”

Sure, we all know the world consumes too much energy – that’s been becoming increasingly more obvious over the last half-century. But what does that mean exactly? Is it too many air conditioners trying to combat hotter summers? Too many cars on the road? Poor building insulation?

Well, turns out scientist aren’t all that certain. Through careful analytic study, they’re learning more each and every day. Economists at MIT and the University of California, Berkeley recently launched E2e, a new project which will attempt to address global energy consumption and all its complexities.

 “Almost all of the previous work on energy efficiency comes from engineering studies, which look at what’s possible under ideal conditions,” says Michael Greenstone, co-director of the E2e project. “We wanted to ask a slightly different question — what are the actual returns you could expect in the real world?”

Back in 2009, McKinsey & Co, a consulting firm that focuses on solving global issues, released a surprising study proving that countries like the United States can save roughly $680 billion dollars over the next decade through strategies like sealing building ducts and upgrading old appliances.

Economists continue to analyze, challenge, and debate strategy. ”Those engineering studies can’t account for the behavioral changes you might see in response to efficiency improvements,” says Christopher Knittel, an economist with the E2e project. “People could, for instance, start adjusting their thermostat if it becomes cheaper to cool the house.”

A recent study out of Mexico showed that a government-funded program promoting energy-saving refrigerators actually curbed electricity use. However, a similar program involving air conditioners had the exact opposite effect — when people got more efficient ACs, they used them more often, and energy consumption rose.

“The point is that policymakers aren’t going to spend an infinite amount of money trying to save energy or reduce greenhouse gases,” says Greenstone. “So the motivation is to find the places where the return is the greatest. If you could reduce a ton of carbon-dioxide for $100 or two tons for $50, you’d choose the latter.”

[ ana shell, energy conumption, environment, fossil-fuel generator, nrglab, nrglab pte ltd, nrglab singapore, research council nrglab, zeev drori israel, nrglab, nrglab sh-box ]

Perdana menteri Pakistan terpilih terima warisan hutang energi $ 5 miliar

Kini, ketika akhirnya PEMILU di Pakistan usai, Perdana Menteri terpilih, Nawaz Sharif, dapat memulai aksinya untuk mengatasi situasi energi suram yang melanda bangsanya. Bertepatan dengan datangnya musim panas, suhu di negara ini naik mencapai 50⁰C atau 122⁰F. Ini menyangkut soal panas terik! Akibatnya warga menaikkan daya AC mereka, membuat pemadaman listrik di mana-mana, dan menambah besar warisan utang negara.

Pemadaman listrik telah menyulut protes di seluruh Pakistan. Bahkan di beberapa wilayah pemadaman terjadi selama 18 jam dalam sehari! Pada musim panas lalu, ketika permintaan listrik sedang meninggi, defisit listrik negara mencapai 6.000 megawatt. Sungguh bukan suatu hal yang mudah untuk diatasi  seorang Perdana Menteri baru.

Menurut Zafar Iqbal Sobani, mantan CEO Hub Power, pemasok listrik terbesar kedua di Pakistan, “Partai Liga Muslimnya PM Sharif memenangkan PEMILU karena pemerintah sebelumnya gagal di sektor energi.”

Pembangkit listrik Pakistan mampu memproduksi hampir 14.500 megawatt per hari, yang seharusnya dapat memenuhi permintaan dalam negeri, jika saja mereka mampu menanggung biaya minyak dan gas asing yang perlu dibakar.

Bahkan ketika listrik menyalapun, perusahaan seperti Hub Power harus berjuang menagih utang kepada para konsumennya.

Pemadaman bergilir telah merugikan perekonomian Pakistan sebesar $210 miliar, memotong dua persen dari angka pertumbuhan setiap tahun fiskalnya. Yang paling menderita adalah industri tekstil yang menyumbang 54% dari keseluruhan ekspor negara ini dan mempekerjakan 38% tenaga kerja “kerah biru”. Sebagaimana yang dikutip, Nawaz Sharif mengatakan kepada para pendukungnya bahwa krisis energi “telah membuat masyarakat menderita.”

Bayangkan, seandainya pabrik-pabrik tekstil Pakistan dapat beroperasi dengan listrik bersih,   berbiaya murah, tanpa perlu mengandalkan pasokan energi dari pihak ketiga. NRGLab mempunyai jawabannya dan hasilnya adalah SH-Box.

Pelajari selengkapnya dengan mengunjungi www.nrglab.asia.

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 11 November: http://annie65j.blogspot.ru/2013/06/pakistans-newly-elected-prime-minister.html

[ Perdana menteri Pakistan, hutang energi, Nawaz Sharif, Hub Power, Zafar Iqbal Sobani, listrik indonesia, listrik indonesia, energi, energi NRGLab, nrglab ]

能源投资：您的投资组合多元化如何？

今天，越来越多的资产管理公司都在竞相投资能源行业的下一个重大突破。位于美国的凯雷集团（Carlyle Group）是一家专门提供私募股本、市场策略、房地产和基金内基金相关服务的投资公司，最近，该集团组建了六人能源团队，以期更好地对该行业在全球市场上的增长潜力做出预测。

凯雷公司最近结束了其与立合斯顿控股有限公司（Riverstone Holdings）长达十年的关系，立合斯顿曾帮助凯雷保住了半打能源项目。新团队有意在私募股本方面额外增加15亿美元。

凯雷发布的一项声明称：“专家预测全球能源需求将在未来十年内大幅增长。能源生产和基础设施有望在欧洲、非洲、美洲和亚洲大量增加，以便满足这一需求。（这）将拉升全球范围内资本投资的需求。”

凯雷在可替代能源基金中已经投资了近300亿美元，但是，这些投资都局限在北美范围内。新团队将寻找海外机会，特别是在欧洲、非洲和拉丁美洲等苦苦支撑的市场上的机会。

在当今的经济环境下，很多资产管理公司都利用能源项目来让其投资组合多元化。就在去年，KKR集团（Kohlberg Kravis Roberts）筹集了近12.5亿美元，用于投资自然资源。黑石集团（Blackstone Group）的投资则是KKR集团的两倍多——超过了25亿美元！

显然，凯雷集团及其类似公司已经意识到了能源需求在任何时候都不会消失。人类始终需要从A点去到B点。始终需要光线去看。需要进行浏览的渠道。需要使用微波加热食物。当石油和天然气已然枯竭，电力变成高档奢侈品的时候，又会发生什么呢？当然，这可能距今尚有几十年。也可能还有上百年。但是，除非我们开始全力以赴开发清洁可再生能源，否则，我们的子孙将为我们的狂妄自大付出代价。

您的投资组合是如何分布的？您是否曾想过投资无碳的低成本能源，而不是投资化石燃料发电机？

如果您曾这样考虑过，那您可真是太幸运了！NRGLab推出了SH-Box（多晶体发电机），它是全球首部多晶体发电机，借此可保证世界得以改变。敬请访问 www.nrglab.asia，了解您、您的家庭、您的社区或公司如何才能一劳永逸地获得能源独立。

从英文版翻译而来。原文于 10月28日, http://annie65j.blogspot.com/2013/06/energy-investments-how-diverse-is-your.html

[ 能源投资, Carlyle Group, Kohlberg Kravis Roberts, Blackstone Group, sh-box, NRGLab推出的SH-box, NRGLab 项目, 能源 NRGLab, nrglab sh-box ]

Pakistan’s newly elected Prime Minister inherits $5 billion in energy debt

Now that the election in Pakistan is finally finished, Prime Minister-elect Nawaz Sharif can begin to tackle the nation’s dismal energy situation. Just in time, too – with summer approaching, the country is heating up to temperatures as high as 50C, or 122F. Talk about sweltering! As a result, Pakistanis are cranking their air conditioners up, creating sweeping power outages and adding to an already staggering debt.

The power outages have ignited protests across Pakistan. In some areas, blackouts last as long as 18 hours a day! Last summer, the country’s power deficit hit 6,000 megawatts during high-demand periods. Not an easy fix for the new Prime Minister.

According to Zafar Iqbal Sobani, former chief executive officer of Hub Power, Pakistan’s second-largest power supplier, “Sharif’s Muslim League won the election because the previous government failed to deliver on the energy front.”

Pakistan’s power plants have the ability to produce approximately 14,500 megawatts a day, which could satisfy the country’s demand, if only they could afford the cost of the foreign oil and gas they need to burn.

Even when the lights are on, companies like Hub Power are struggling to collect on their customers’ debts. The country’s overall energy sector is burdened with $5 billion in outstanding debt. Delayed payment to foreign fuel suppliers, not to mention theft by people tapping into the power lines illegally, threaten to collapse the entire system.

Rolling blackouts have bogged down Pakistan’s $210 billion economy, cutting two percentage points off growth each fiscal year. The textile industry, which accounts for 54% of the country’s overall exports and employs 38% of the ‘blue-collar’ labor force, has been hit the hardest. Nawaz Sharif has been quoted telling party supporters that the energy crisis “has made the people miserable.”

Imagine if Pakistan’s textile factories could run on clean, low-cost electricity without the support of a third-party energy supplier. Well, NRGLab did, and what resulted was the SH-Box.

Learn more by visiting www.nrglab.asia.  

[ ana shell, Nawaz Sharif, energy sector, energy, Prime Minister Pakistan, nrglab сингапур, pakistan, sh-box, Zafar Iqbal Sobani, nrglab ]

Investasi Energi: Seberapa Beragamkah Portofolio Anda?

Saat ini semakin banyak saja perusahaan-perusahaan manajemen asset berlomba-lomba untuk berinvenstasi pada terobosan besar baru industri energi. Perusahaan Carlyle Group yang berbasis di AS dengan spesialisasi dibidang ekuitas pribadi, strategi pasar, aset nyata, dan reksadana di reksadana, baru-baru ini membentuk tim energi yang terdiri dari enam orang, dengan harapan dapat memberikan estimasi potensi pertumbuhan industri energi yang lebih baik di seluruh pasar global.  

Carlyle baru saja mengakhiri hubungan jangka panjang mereka dengan Riverstone Holidings, perusahaan yang membantu Carlyle mendapatkan beberapa proyek industri energi. Tim baru yang terbentuk dimaksudkan untuk meningkatkan tambahan ekuitas pribadi sebanyak 1,5 miliar dolar.

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Carlyle,”Para pakar memprediksi bahwa permintaan energi global berkembang sangat pesat selama satu abad mendatang. Produksi dan infrastruktur energi diharapkan tumbuh pesat di Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia untuk memenuhi permintaan ini. Tentu saja ini akan meningkatkan investasi modal secara global.”

Carlyle sudah hampir menginvestasikan 30 miliar dolar untuk reksadana energi alternatif, namun semua investasi tersebut adanya di Amerika Utara. Tim baru akan menjajaki peluang-peluang di luar negeri, terutama dalam memperebutkan pasar-pasar Eropa, Afrika, dan Amerika Latin.

Dalam perekenomian saat ini, sangat umum bagi perusahaan-perusahaan aset manajemen untuk melakukan diversifikasi portofolio mereka dengan proyek-proyek industri energi. Tahun lalu, Kohlberg Kravis Roberts memperbesar investasi dibidang sumber daya alam sebesar 1,25 miliar dolar.  Sementara nilai investasi Blackstone Group justru dua kalinya – lebih dari 2,5 miliar dolar!

Terlihat jelas kalau Carlyle Group dan perusahaan-perusahaan lain sejenis menyadari bahwa permintaan energi akan tetap ada. Orang senantiasa perlu pergi dari satu tempat ke tempat lain. Mereka tetap memerlukan lampu untuk melihat. Saluran-saluran yang harus dilewati. Makanan masuk ke microwave. Apa yang akan terjadi apabila minyak dan gas alam habis, dan listrik menjadi barang mewah? Tentu saja ini baru mungkin terjadi dalam beberapa dekade mendatang. Atau bahkan beberapa abad lagi. Namun yang pasti anak cucu kitalah yang akan menanggung akibat ketidakpedulian kita, kecuali kita mulai benar-benar menginvestasikan upaya-upaya mengembangkan energi terbarukan yang dari sekarang. 

Seperti apakah portofolio investasi Anda? Pernahkah terpikir oleh Anda untuk mempertimbangkan investasi dibidang energi alternatif bebas karbon dan hemat biaya daripada pembangkit listrik berbahan bakar fosil?

Nah, apabila sudah, maka Anda beruntung! NRGLab memperkenalkan SH-box, generator listrik pertama di dunia yang menggunakan polikristal sebagai bahan bakunya, yang dapat dipastikan akan mengubah dunia. Silakan pelajari selengkapnya, bagaimana Anda, keluarga, dan komunitas, serta bisnis Anda dapat meraih kebebasan menggunakan energi selamanya dengan mengunjungi   www.nrglab.asia.  

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 28 Oktober: http://annie65j.blogspot.com/2013/06/energy-investments-how-diverse-is-your.html

[ investasi energi, Carlyle Group, Kohlberg Kravis Roberts, sh-box, energi, konsumsi energi, nrglab sh-box, nrglab, nrglab singapore ]