Pemanasan global masih menjadi isu
panas, meskipun data-data sangat mendukung keberadaannya. Para ilmuwan muncul
dari berbagai penjuru urun pendapat dan untuk mengambil posisi dalam masalah ini. Entah setuju
bahwa gas rumah kaca hasil industri telah menyebabkan kerusakan yang cepat dari
ozon dan pemanasan planet kita. Atau, tidak setuju bahwa planet kita, selama
jutaan tahun, menjalani serangkaian masa transisi dari zaman es hingga musim
panas yang menyengat, dan pemanasan global hanya salah satu dari wajah alam
semata.
The Economist,
sebuah koran yang berfokus pada isu-isu politik internasional dan berita
bisnis, sekali lagi telah menimbulkan perdebatan dengan menerbitkan sebuah
artikel baru-baru ini yang mengutip bahwa suhu permukaan bumi selama dua dekade
terakhir tetap konstan, sekalipun emisi karbon terus meningkat di luar kendali.
Para penganut teori konspirasi maupun yang ragu merayakan artikel tersebut sebagai
kemenangan besar dalam perang melawan ilmu.
Ilmuwan seperti Guemas Virginie dari
Catalan Institute of Climate Sciences di Barcelona dengan cepat telah
menawarkan sanggahan artikel The
Economist. Akhir pekan lalu, Guemas menyampaikan pendapat bahwa laut telah menyembunyikan beberapa aspek pemanasan
global, pada kenyataannya kurang lebih sepertiganya malah. 30% pemanasan telah
diserap oleh bagian terdalam dan tergelap dari lautan kita. (Analoginya seperti
mengenakan pakaian berwarna gelap di hari yang panas). Planet ini masih terasa
hangat. Lautan hanya menawarkan ilusi sementara bahwa suhu bumi tetap konstan. Pada tahun 2020, Guemas
percaya suhu permukaan bumi akan menaik, kemudian kekacauan akan benar-benar
akan dirasakan. Badai menjadi lebih ganas. Gelombang tsunami akan lebih tinggi.
Kekeringan. Kelaparan. Daftar skenario kiamat berlangsung terus dan terus...
Artikel The
Economist memusatkan pada "sensitivitas iklim," atau variasi
suhu udara dalam kaitannya dengan perubahan radioactive forcing (RF), dan respon dari ekosistem kita atas
perubahan ini. Artikel ini menolak keyakinan populer bahwa gas rumah kaca meningkat
dua kali lipat sejak Revolusi Industri di abad ke-18 silam. Kebanyakan
ilmuwan setuju bahwa tingkat karbon dioksida telah menghancurkan atmosfer;
sekalipun besarnya bencana itu dibandingkan dengan periode perubahan iklim
alami di planet masih perlu pembuktian lebih lanjut.
|
Perdebatan merebak. Para politisi,
bagaimanapun, tampaknya telah sepakat bahwa memompa CO2 ke udara
yang kita hirup adalah hal yang buruk. Tiga tahun lalu, pemerintah di seluruh dunia
bersatu mengatasi perubahan iklim dengan serius. Mereka sepakat untuk bekerja
menurunkan laju pemanasan global dengan 2 derajat Celsius pada tahun 2015.
Namun, andai pun tujuan ini tercapai, kerusakan yang kita lakukan di planet ini
mungkin tidak dapat diperbaiki. Seluruh selubung es telah mencair. Badai super telah menerjang garis
pantai kita, membuat para pembayar pajak MILIARAN lega.
2 derajat mungkin tidak cukup. Jadi apa
yang akan terjadi? Para ilmuwan terus bekerja mencari jawaban. Sementara itu,
para ilmuwan di NRGLab sedang mengembangkan sebuah solusi pragmatis untuk
pemanasan global. SH-Box, misalnya, memiliki potensi untuk menjauhkan
masyarakat dari penggunaan bahan bakar fosil yang secara drastis mengurangi
jumlah karbon dioksida di atmosfer, dengan demikian juga akan mengurangi laju
pemanasan bumi. Dengan memanfaatkan tenaga panas bumi dari kristal, SH-box tidak
hanya bersih, tapi juga terbarukan.
Jadi lupakan saja 2 derajat itu!
Lupakan semua perdebatan tentang pemanasan global! Faktanya - pasokan minyak
jumlahnya terbatas. Ada begitu banyak minyak di bawah kaki kita. Setelah sumur
telah habis disadap dan Bumi mengering, di mana kita akan berada? Akankah
masyarakat berkurang hingga menjadi seperti sebuah film besar Hollywood -
diperintah oleh geng yang selamat setelah kiamat?
Tentu tidak jika NRGLab memiliki
sesuatu untuk dikatakan! Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana kami
berencana untuk membenahi infrastruktur energi usang, kunjungilah
nrglab.asia.com dan bergabung dengan kami dalam menyelamatkan planet ini.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris. Artikel asli
diterbitkan pada 17 April 2013 di http://annie65j.blogspot.sg/2013/04/nrglab-and-global-warming.html
[ listrik murah, listrik indonesia, research council, nrglab сингапур, nrglab singapore, nrglab pte ltd, nrglab, sh-box, ana shell ]
No comments:
Post a Comment