Sunday, June 9, 2013

Perjanjian antara AS & Cina yang Mungkin Mencetak Kemenangan Bersejarah tentang pemanasan global

Beberapa minggu yang lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry bertemu dengan para pejabat Cina di Beijing untuk membahas masalah meningkatnya ketegangan antara AS dan Korea Utara. Meskipun progres di bidang ini telah dibuat, namun sebuah kejutan yang menjadi sejarah besar adalah adanya  kesepakatan bilateral mengenai perubahan iklim.  

Sebuah hubungan jangka panjang antar kedua negara adidaya akan membantu memastikan stabilitas ekonomi dan kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. AS dan Cina bertanggung jawab atas 45% dari seluruh emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca disebut-sebut memiliki beberapa implikasi terhadap lingkungan seperti mencairnya puncak es, pengasaman air laut (adalah menurunnya pH air laut akibat emisi karbon dioksida) dan badai super sebagai pembenaran untuk resolusi bersama ini.


Pertemuan Kerry menandai preseden bersejarah. Pemanasan global akhirnya bergeser dari sekadar  sikap politik atau menentangnya, menjadi  kenyataan. Perjanjian ini membuka saluran komunikasi dan kerja sama internasional dengan dibentuknya Kelompok Kerja Perubahan Iklim. Mudah-mudahan, hal ini akan menginspirasi PBB agar menjadi agresif dengan perubahan iklim dan mengadopsi sikap kerja sama serupa.

Dialog Strategis dan Ekonomi seperti ini telah membantu menyatukan kedua pemerintahan selama enam tahun terakhir. Bagaimanapun, dahulu diskusi-diskusi hanya berpusat pada proposal perdagangan dan fluktuasi pasar. Pembentukan Kelompok Kerja Perubahan Iklim memaksa AS dan Cina, para politisi, dan juga para eksekutif perusahaan serupa yang serakah, berhutang budi kepada kontributor kampanye untuk menghadapi tantangan-tantangan sulit masa depan tempat kita semua bergantung.
                      
Ketika berhadapan dengan pemerintahan berbeda dalam suasana demokratis, atau bahkan dengan perwakilan-perwakilan pemerintah dalam demokrasi nasional, masalah sebenarnya lebih cenderung terjebak dalam omong kosong birokrasi belaka. Dan karena isu perubahan iklim sangat nyata, dan juga melibatkan berbagai masalah lain seperti keamanan nasional, perdagangan luar negeri, dan energi terbarukan,  maka biasanya sangat sulit meloloskan UU yang berkaitan dengan perubahan iklim ini.

Mungkin yang paling penting, perjanjian antara AS dan Cina akan menargetkan perbedaan pemahaman filosofis tertentu atas perubahan iklim antara kedua pemerintahan. Menyelesaikan perbedaan ini sekarang, juga mempersiapkan PBB dan badan-badan lainnya, apabila mereka kelak memutuskan untuk mengikuti dan mulai bekerja pada strategi unilateral.

Sudah waktunya untuk mengakhiri perdebatan. Kita perlu berkumpul  bersama-sama dan menerima tanggung jawab atas kerusakan yang telah kita lakukan pada planet ini. Perusahaan seperti NRGLab sudah mulai mengumpulkan satu tim para insinyur dan ilmuwan hebat dengan visi masa depan yang sama. Visi tersebut termasuk listrik bersih. Sebuah infrastruktur energi yang sepenuhnya diubah. Level karbon yang dapat dikelola.

Visi tersebut termasuk SH-Box.

Kunjungi nrglab.asia untuk informasi selengkapnya tentang generator SH-Box dan mendapatkan informasi lelang-lelang terbaru yang diselenggarakan oleh NRGLab.

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris. Artikel asli diterbitkan pada 26 Mei 2013 http://annie65j.blogspot.sg/2013/05/possible-agreement-between-us-china.html

[ pemanasan global, Cina, proyek nrglab, research council, nrglab singapore, nrglab сингапур, nrglab pte ltd, listrik murah, nrglab, listrik indonesia, ana shell ]

No comments:

Post a Comment